Gedung pertemuan, lobi hotel, bandara, perkantoran sering menggunakan Kerajinan Lampu Gantung Tembaga yang diletakkan tepat di tengah-tengah ruangan seakan menjadi centerpiece dari sebuah meja. Ini karena lampu gantung tembaga sudah berfungsi lebih dari fungsi dasarnya sebagai penerangan, namun juga menjadi dekorasi yang memberikan kesan mewah dan anggun terhadap suatu ruangan. Biasanya ukuran lampu tembaga gantung cukup besar sehingga harganyapun cukup tinggi. Lampu gantung yang biasa digunakan di rumah dengan ukuran lebar sekitar 50 cm dan tingi 100 cm, namun yang digunakan di berbagai gedung bisa amat besar. Ini karena ukuran gedung yang juga biasanya memang besar. Untuk membuat lampu gantung tembaga mencolok di mata para pengunjungnya, bukan saja modelnya harus indah, namun ukurannya juga harus besar. Untuk ukuran ini, biasanya lampu gantung bisa mencapaki Rp. 50.000.000. Namun apalah artinya harga jika memang tampilan klasik yang anggun yang diiningkan oleh si pemilik gedung. Tapi dengan inovasi yang ada, lampu berbahan dasar tembaga inipun bisa memiliki tampilan yang modern dengan gaya minimalisnya.
Lampu tembaga banyak dipilih karena selain kesan yang ditampilkannya, lampu tembaga memiliki perawatan yang mudah. Lampu berbahan dasar tembaga tidak membutuhkan bahan kimia khusus untuk membersihkannya. Dan karena karakter warnanya yang berwarna kuning cokelat, bahan tembaga tidak mudah terlihat kotor dan tidak membutuhkan pembersihan dengan kekerapan tinggi seperti stainless steel. Lampu berbahan dasar stainless steel mudah terlihat kotor hanya dengan satu sentuhan saja. Oleh karenanya, lampu jenis ini harus sering dibersihkan. Jika lampu stainless steel tidak sering dibersihkan, maka ia akan kehilangan kilapnya. Tidak sampai disitu, lampu gantung tembaga juga awet dan tahan lama. Sehingga dengan model awal yang cukup besar, para pemilik dapat menikmati keindahan lampunya ini sampai jangka waktu yang lama. Sering kita temui gedung yang sudah puluhan tahun masih menggunakan lampu gantung yang sama dengan yang pertama dipakainya ketika ia pertama kali membuka pintunya untuk para tamu.
